Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2019

Atheis Bertanya, Islam Menjawab: 4. Pelangi

4. PELANGI Soal: Apa kata Islam tentang PELANGI? Jawaban: Tulisan Ustadz Muhaimin Iqbal ini menarik untuk disimak. Oleh:  Muhaimin Iqbal Diantara nikmat tidak terhingga yang diberikan oleh Allah kepada makhlukNya itu terwujud secara harfiah dalam bentuk kekayaan warna-warni yang bisa kita nikmati. Tidak hanya dalam bentuk nikmat pandangan yang tidak bisa ditiru sepenuhnya oleh komputer yang paling canggih sekalipun, tetapi juga nikmat makanan. Kita harus makan makanan yang berwarna-warni agar tubuh kita sehat, memiliki daya tahan yang tinggi,  tidak mudah terjangkit penyakit dan tidak mengalami penuaan dini. Keaneka ragaman warna untuk dimakan dan warna  untuk dipandang ini diungkapkan oleh Sang Pencipta  melalui ayat berikut: أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ ثَمَرَاتٍ مُّخْتَلِفاً أَلْوَانُهَا وَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ بِيضٌ وَحُمْرٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهَا وَغَرَابِيبُ سُودٌ “Tidakkah kamu melihat...

Atheis Bertanya, Islam Menjawab: 3. Gerhana

3. GERHANA Soal: Apa kata Islam tentang GERHANA? Jawaban: Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Muhammad berkata, telah menceritakan kepada kami Hisyam telah mengabarkan kepada kami Ma’mar dari Az Zuhri dan Hisyam bin ‘Urwah dari ‘Urwah dari ‘Aisyah berkata, “Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka beliau berdiri melaksanakan shalat bersama orang banyak. Beliau memanjangkan bacaan, lalu rukuk dengan memanjangkan rukuk, kemudian mengangkat kepalanya, lalu membaca lagi dengan memanjangkan bacaannya, namun tidak sebagaimana panjang bacaan yang pertama. Kemudian beliau rukuk lagi dengan memanjangkan rukuk, namun tidak sepanjang rukuk yang pertama, lalu mengangkat kepalanya kemudian sujud dua kali. Beliau kemudian berdiri kembali dan mengerjakan seperti pada rakaat pertama. Setelah itu beliau bangkit dan bersabda: “Sesungguhnya matahari dan bulan tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang...

Atheis Bertanya, Islam Menjawab: 2. Petir

2. PETIR Soal: Apa kata Islam tentang PETIR? Jawaban: PETIR dalam bahasa Arab disebut shâ’iqah. Kata ini disebutkan di beberapa tempat. A.     Dalam bentuk tunggal ( shâ’iqah ) 1)     Al-Bqqarah [2]:55 2)     An-Nisâ` [4]:153 3)     Fushshilat [41]:13 4)     Fushshilat [41]:17 5)     Adz-Dzâriyât [51]:44 B.      Dalam bentuk jamak ( shawâ’iq ) 1)     Al-Bqqarah [2]:19 2)     Ar-Ra’du [13]:13 Selengkapnya, terjemahan ayat-ayat di atas adalah sebagai berikut: 2:55. Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum Kami melihat Allah dengan terang[50], karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya[51]". [50] Maksudnya: melihat Allah dengan mata kepala. [51] Karena permintaan yang semacam ini menunjukkan keingkaran dan ketakaburan mereka, sebab itu mere...

Atheis Bertanya Islam Menjawab: 1. Kilat

1. KILAT Soal: Apa kata Islam tentang KILAT? Jawaban: KILAT dalam bahasa Arab antara lain disebut dengan barq[un] atau al-barq[u]. Alquran menyebut kata ini 6 (enam) kali, yaitu: 1)     Surat al-Baqarah [2]:19 2)     Surat al-Baqarah [2]:20 3)     Surat ar-Ra’du [13]:12 4)     Surat an-Nûr [24]:43 5)     Surat ar-Rûm [30]:24 2:19. Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan KILAT; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati[28]. dan Allah meliputi orang-orang yang kafir[29] 2:20. Hampir-hampir KILAT itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali KILAT itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa at...

Buku "Fiqih Busana Muslimah" Karya Ustadz Utsman Zahid as-Sidany

Gambar
IDENTITAS BUKU * Judul: Fiqih Busana Muslimah; Tuntunan Berbusana Syar’i di Dalam dan Luar Rumah Judul Asli : Mabâhits fî al-Libâs asy-Syar’iyy Penulis: Utsman Zahid as-Sidany Editor : Niken Faramida Pemeriksa Akhir: Abu Fursan Desain: Haryo Penerbit: Penerbit Quwwah Cetakan Pertama: Dzulhijjah 1440 H/Agustus 2019 M ISBN: 978-623-7083-09-2 Ukuran: A5 (14,8 x 21) Jumlah Halaman: 201 (xii + 189) Harga: 68.000 Booking:  pesan.link/bukuqu * SAMBUTAN KH AHMAD FADHOLI (Pimpinan Pondok Pesantren Nahdhatul Muslimat Surakarta) - إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا. من يهده الله فلا مضل له ومن يضلله فلا هادي له. أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله. أما بعد ... - Dalam menjalani kehidupan, seorang muslim atau muslimah harus mengikatkan segala yang dilakukannya dengan hukum syara’ tidak terbatas dalam lapangan ibadah saja; melainkan juga dalam bidang muamalah dan sosial, bahkan bernegara. Hukum syara’ –sebagaimana telah maklum b...

Larangan Menjuluki Seseorang dengan Abul Hakam

Apa yang ditunjukkan oleh ayat-ayat Alquran bahwa Allah adalah Sang P embuat hukum dan bahwa hukum hanyalah M ilik-Nya, juga ditunjukkan oleh as-Sunnah ash-Sha h î h ah . Dari Syuraih bin Hani` , dari ayahnya, Hani`, ketika ia diutus kepada Rasulullah, beliau mendengar bahwa orang - orang memberi Hani` julukan Abu l H akam . Maka Rasulullah memanggilnya dan bersabda: «إِنَّ اللهَ هُوَ الْحَكَمُ وَإِلَيْهِ الْحُكْمُ، فَلِمَ تُكْنَى أَبَا الْحَكَمِ؟» “Sesungguhnya Allah lah Yang Memiliki sifat al- H akam . Kepada-Nya lah hukum diserahkan. Lalu mengapa kalian menjulukinya Abul H akam (bapak hukum)?” Hani ` pun menjelaskan penyebab julukan itu. Maka Rasulullah menjulukinya dengan anaknya yang paling besar, yaitu Syuraih. Beliau berkata kepadanya: «فَأَنْتَ أَبُوْ شُرَيْحٍ» “Maka kamu adalah Abu Syuraih . ” Beliau membatalkan julukan Abu l Hakam . Hal itu disebabkan ‘ Allah lah yang memiliki sifat al- H akam . Hanya k epada-Nya lah hukum diserahkan ’ . Ibnul A...