Alhamdulillah. Shalawat
serta salam semoga senantiasa tercurah atas
Baginda Rasulullah g. Amma
ba’du.
Sesungguhnya Allah telah mengutus para
Rasul-Nya kepada manusia untuk membawa mereka dari kegelapan menuju jalan Allah
Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.
Setiap Rasul telah menyeru manusia untuk
mengesakan Allah Yang Mahatinggi dan Mahabesar, yaitu dengan bersaksi bahwa
tidak ada sesembahaan yang patut disembah selain-Nya, serta dengan beribadah
kepada-Nya, bukan kepada selain-Nya. Perintah-Nya adalah
perintah yang paling utama di antara
perintah selain-Nya. Larangan-Nya juga yang paling utama
dibandingkan dengan larangan selain-Nya. Hanya milik-Nya kalimat tertinggi
dalam segala macam kondisi. Bahkan tidak ada satu kalimat pun (baik kedudukannya
tinggi maupun rendah, dalam segala kepentingan) kecuali harus mengikuti Firman
Allah, atau dengan izin dan ridho-Nya, atau dinukil dari nas-nas syariah.
Sepanjang sejarah para Rasul yang begitu
panjang selama melakukan dakwah kepada umat manusia, terdapat banyak penyelewengan
dari jalan yang benar. Sebagian orang mengikuti
langkah manusia yang salah di dunia, yang kemudian menjerumuskan mereka pada
berbagai kepentingan selera syahwat, enggan
dalam melaksanakan kewajiban, dan senantiasa melakukan kemaksiatan.
Namun, pada hakikatnya, penyelewengan yang
paling buruk dan keji adalah penyelewengan dari asas Islam, yaitu dari tauhid
itu sendiri. Penyelewengan ini muncul dalam bentuk yang bermacam-macam.
Meninggalkan hukum Allah dan lebih cenderung pada hukum selain dari-Nya adalah salah satu bentuk penyelewengan itu. Dengan melakukannya, bisa dikatakan
bahwa manusia telah menjauh dari tauhid (pengesaan) terhadap Allah Yang Tinggi
lagi Mulia.
Bahaya penyelewengan ini tidak mungkin ada
(pada zaman ini) semata-mata disebabkan karena penyelewengan individu masyarakat
(baik jumlah individunya sedikit ataupun banyak). Akan tetapi bahaya ini
dikarenakan pemerintah dan negara mencekokkannya melalui segala potensi berupa
kekuasaan dan berbagai wewenang yang mereka miliki untuk memastikan bahwa
penyelewengan ini menimpa akidah atau realitas kehidupan mereka (kaum muslimin).
Dalam kondisi Islam yang menjadi asing,
kebodohan yang tersebar luas, serta pemahaman terhadap Islam yang sahih
mengalami kemunduran di benak segolongan besar dari umat Islam, Islam pun
merosot –padahal ia sempurna dan paripurna– di berbagai aspek. Dan meskipun
menghilangnya pemahaman yang sempurna terhadap Islam dalam setiap aspeknya
adalah hal yang berbahaya, namun jenis yang paling berbahaya dari berbagai
jenis pemberangusan dan pengkerdilan ini adalah pembonsaian Islam menjadi hanya
meliputi aspek pemahaman individual atau pribadi semata, sehingga pemahaman
Islam dalam aspek kenegaraan, pemerintahan, atau perpolitikan menjadi tidak
jelas karakteristiknya, terkotori oleh banyak kekacauan dan kegamangan. Bahkan
dalam banyak kondisi, di benak banyak orang, Islam menjadi tidak memiliki
konsep dan makna sama sekali dalam aspek-aspek tersebut. Apa yang menyebabkan
hal itu terjadi?
Hal itu disebabkan karena banyaknya negeri
muslim yang didominasi oleh para penguasa murtad. Mereka menerima begitu saja berbagai sistem kufur seperti demokrasi,
sekulerisme, sosialisme, dan semacamnya. Mereka bekerja
untuk mengokohkan sistem-sistem tersebut di negeri-negeri kaum muslimin.
Sementara mayoritas mutlak kaum muslim tidak mampu memahami apa yang sebenarnya
terjadi, dan tidak mengetahui kekufuran hukum dan
para penguasa jenis ini. Hal ini tak lain dikarenakan Islam dipenjara dalam ranah individu
atau pribadi semata, yaitu dalam aspek hubungan
individu dengan Tuhannya.
Maka ketika datang para penguasa pembelot
(pengkhianat) yang meninggalkan syariah yang berkaitan dengan jamaah kaum
muslimin (jamâ’atul muslimîn) pada aspek pemerintahan, negara, dan
perpolitikan, lalu menggantinya dengan hukum buatan manusia yang bertentangan
dengan Islam, setelah itu mereka menampakkan diri dengan berbagai istilah dan
penampilan luar (yang islami, peny.), misalnya dengan cara salah seorang dari
mereka menampakkan dirinya sedang melakukan shalat; maka hal itu menyihir
sebagian besar kaum muslimin sehingga menganggapnya sebagai seorang muslim.
Mereka pun memberikan semua hak yang harus diberikan kepada
pemimpin kaum muslimin. Padahal tampak jelas bahwa mereka menjalankan segala
urusan baik politik, ekonomi, peradilan, sosial, akhlak,
pendidikan, maupun administrasi di dalam
negerinya dengan aturan yang
bertolak belakang dengan hukum-hukum syariah yang telah ditetapkan oleh Alquran dan Sunnah yang
sahih.
Berangkat dari besarnya bahaya yang mengancam akidah
kaum muslimin dan realitas hidup mereka ini, maka karya ini dibuat sebagai upaya memberi solusi atas permasalahan ini
dengan cara yang jelas dan mudah, untuk mengingatkan, menyadarkan, serta mewanti-wanti
kaum muslimin bahwa mereka telah terperosok ke jurang yang dalam.
Saya berharap kepada Allah agar karya ini
bermanfaat dan menjadikan amalan ini hanya untuk menggapai ridha-Nya. Sesungguh-nya
Dia Mahatinggi lagi Mahakuasa.
Muhammad bin
Syakir Asy-Syarif
Penghargaan: Terimakasih kepada Ustadz Mu’in bin Husain Na’nan
atas bantuannya dalam mengoreksi bahasa pada penerbitan ini.
Komentar
Posting Komentar