Yang Dibalik Nilainya

YANG DIBALIK NILAINYA

Oleh : K.H Ahmad Syahrin Thoriq

Ada banyak hal yang terbalik-balik atau minimal nilainya seperti tertukar di kehidupan kita sekarang ini. Urusan yang bisa ditunda malah didahulukan, dan yang harusnya segera dilakukan justru diakhirkan. 

Perkara yang ringan malah diberat-beratkan, dan yang berat beneran, justru diremehkan.

Banyak orang begitu berhati-hati dari najis yang akan mengenai badannya, namun sembrono dari najis ghibah dan namimah yang akan mengotori hatinya.

Banyak yang bersemangat untuk bersedekah, tapi seakan tak ambil peduli dengan lilitan riba dalam setiap transaksi keuangannya.

Banyak yang tergerak menyumbang untuk masjid dan kegiatan keagamaan, tapi nampak meremehkan tanggungan hutang yang masih terbebankan.

Banyak yang sangat bersemangat menjaga shalat sunnah Dhuha, tapi shalat wajib sering terlewat dari waktunya.

Banyak yang aktif di majelis dzikir, wirid dan shalawatan, tapi hampir tak punya waktu hadir di pengajian rutin untuk menambah ilmu dan pemahaman.

Banyak yang berani keluar biaya besar untuk menunjang sukses dunia anak-anaknya, tapi berubah menjadi penakut saat dituntut membiayai belajar agama untuk kesuksesan akhirat mereka.

Banyak yang gemar dan membesar-besarkan amalan yang masih khilafiyah, tapi yang jelas-jelas hukumnya sunnah, malah banyak ditinggalkan.

Banyak yang bisa bersikap ramah dan bertoleransi kepada orang lain yang berbeda agama, tapi begitu anti dan benci kepada saudara sendiri hanya karena beda organisasi.

Banyak yang gemar memberi nasehat untuk orang lain, namun enggan untuk mengambil nasehat untuk dirinya yang sebenarnya jauh lebih membutuhkan.

•┈┈•••○○❁🌻 K.H 𝐀hmad 𝐒yahrin 𝐓hariq 🌻❁○○•••┈┈• 

Berkata al-Imam Ibnul Jauzi dalam Shaidul Khatirnya:

رأيت كثيرًا من الناس يتحرزون من رشاش نجاسة ولا يتحاشون من غيبة ويكثرون من الصدقة ولا يبالون بمعاملات الربا و يتهجدون بالليل ويؤخرون الفريضة عن الوقت

“Aku melihat ada banyak orang yang begitu berhati-hati dari cipratan najis, namun mereka tidak menjaga mulut dari ghibah; mereka banyak bershadaqah namun seakan tidak peduli dengan riba dalam keseharian mereka; mereka bertahajjud di malam hari namun mereka mengakhirkan perkara fardhu dari waktunya.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buku "Fiqih Busana Muslimah" Karya Ustadz Utsman Zahid as-Sidany

Penjelasan KH. Hasyim Asy'ari Seputar Syariah Islam dan Kesatuan Umat

Riwayat Berdirinya Jamiatul Kheir, 'Anak Kandung' Kesultanan Ottoman