Atheis Bertanya, Islam Menjawab: 4. Pelangi
4.
PELANGI
Soal: Apa
kata Islam tentang PELANGI?
Jawaban:
Tulisan Ustadz
Muhaimin Iqbal ini menarik untuk disimak.
Oleh: Muhaimin
Iqbal
Diantara
nikmat tidak terhingga yang diberikan oleh Allah kepada makhlukNya itu terwujud
secara harfiah dalam bentuk kekayaan warna-warni yang bisa kita nikmati. Tidak
hanya dalam bentuk nikmat pandangan yang tidak bisa ditiru sepenuhnya oleh
komputer yang paling canggih sekalipun, tetapi juga nikmat makanan. Kita harus
makan makanan yang berwarna-warni agar tubuh kita sehat, memiliki daya tahan
yang tinggi, tidak mudah terjangkit penyakit dan tidak mengalami penuaan
dini.
Keaneka
ragaman warna untuk dimakan dan warna untuk dipandang ini diungkapkan
oleh Sang Pencipta melalui ayat berikut:
أَلَمْ تَرَ
أَنَّ اللَّهَ أَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ ثَمَرَاتٍ
مُّخْتَلِفاً أَلْوَانُهَا وَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ بِيضٌ وَحُمْرٌ مُّخْتَلِفٌ
أَلْوَانُهَا وَغَرَابِيبُ سُودٌ
“Tidakkah
kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan
dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam warnanya. Dan di antara
gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya
dan ada (pula) yang hitam pekat.” (QS al-Faathir [35]: 27)
Kalau
Anda mencari ayat tentang pelangi di Al-Qur’an, maka inilah ayatNya! Di ayat
tersebut memang hanya disebut putih, merah dan aneka macam warna. Tetapi warna
putih adalah perpaduan antara seluruh warna, dari warna putih inilah setelah
‘dibelokkan’ oleh molekul-molekul air di udara dan dilihat dari sudut pandang
tertentu – dia akan memunculkan aneka warna yang disebut pelangi.
Sedangkan
warna merah adalah warna dengan gelombang panjang tertinggi yang bisa dilihat
oleh mata manusia (620-750 nm) , warna-warna lain panjang gelombangnya di bawah
rentang ini.
Lantas
apa hubungannya antara warna pelangi di langit dengan warna-warninya
buah-buahan yang disebut di ayat yang sama tersebut? Itulah salah satu bukti
kebenaran Al-Qur’an bahwa ada satu pencipta yang sama di antara apa yang ada di
langit dengan yang ada di bumi.
Bila
Anda sempat mengumpulkan aneka ragam buah-buahan yang ada di bumi, maka Anda
akan bisa mengumpulkannya secara lengkap sesuai urutan gradasi warna yang ada
di pelangi – selalu ada warna buah yang pas dengan warna pelangi!
Warna-warni
yang ada di buah inipun bukan hanya sekedar keindahan, tetapi ini cara Allah
untuk memudahkan manusia untuk mengingatNya dan menjadikannya pelajaran –
sebagaimana ayat yang diulang-ulang di surat Al-Qamar: “Dan sesungguhnya telah
Kami mudahkan Al Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran
?” (QS 54 : 17, 22, 32 dan 40)
Warna-warni
yang ada di buah-buahan adalah semacam color code – kode
warna, agar manusia mudah mengkombinasikan makanannya untuk memperoleh efek
yang paling baik bagi tubuh manusia ini. Setiap warna pada buah adalah merepresentasikan
apa yang disebut phytonutrients – yaitu senyawa kimia dari buah tersebut yang
sangat berguna untuk kesehatan manusia.
Agar
kesehatan kita terus terjaga dan tidak menjadi tua sebelum waktunya, maka
secara harfiah kita harus sedapat mungkin makan ‘pelangi’ itu, yaitu memakan
buah-buahan (dan sayur) yang beraneka ragam warnanya.
Masalahnya
ada di daya beli mayoritas penduduk negeri ini – yang sekitar separuhnya hanya
memiliki daya beli 1/5 dari nishab zakat atau US$ 2 per hari, bagaimana kita
bisa memakan buah-buahan yang berwarna-warni tersebut ? sedangkan yang
ada di toko-toko buah rata-rata adalah impor – yang tentu saja tidak murah dan
belum menjadi prioritas kebutuhan yang harus dibeli?
Lagi-lagi
ayat tersebut seolah mengingatkan kita, bahwa sesungguhnya negeri inilah negeri
yang penuh pelangi itu – karena pelangi di langit hanya muncul bila ada
molekul-molekul air yang cukup di udara – yang antara lain terkait dengan
hujan, dan di negeri inilah – negeri tropis yang sangat banyak hujannya.
Dari
hujan inilah kemudian ditumbuhkan buah-buahan yang beraneka warna tersebut,
Allah sesungguhnya Maha Kuasa untuk langsung memberikan ke kita
seluruh-buah-buahan tersebut. Tetapi Allah juga ingin menguji kita siapa yang
lebih baik amalnya (QS 67:72), maka di antara karunia Allah yang sangat luas
seperti hujan yang dia turunkanNya secara melimpah di negeri ini, pohon-pohonan
yang mudah tumbuh – kitapun disuruh ikut berbuat – yaitu menggembala di
tempat-tempat turunnya hujan dan tempat-tempat tumbuhnya pohon tersebut
sebagaimana ayat berikut :
وَسَخَّرَ
لَكُمُ اللَّيْلَ وَالْنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالْنُّجُومُ
مُسَخَّرَاتٌ بِأَمْرِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
“Dia-lah,
Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi
minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat
tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.” (QS: an-Nahl [16]:12)
Setelah peran untuk kita benar-benar kita lakukan, maka Allah akan lanjutkan dengan karuniaNya di ayat berikutnya :
Setelah peran untuk kita benar-benar kita lakukan, maka Allah akan lanjutkan dengan karuniaNya di ayat berikutnya :
وَمَا
يَأْتِيهِم مِّن رَّسُولٍ إِلاَّ كَانُواْ بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ
“Dia
menumbuhkan bagi kamu dengannya tanam-tanaman; zaitun, kurma, anggur dan segala
macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS al-Hijr [16]:11)
Maka
dengan hujan Allah antara lain menciptakan pelangi, dengan hujan pula
seharusnya kita bisa hidup dengan full color – makanan yang
berwarna-warni yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan kita dan mencegah
penuaan dini. Tetapi untuk ini, memang diperlukan amal yang lebih baik dari
kita semua – antara lain yaitu amal yang tidak akan membiarkan bumi kita
gersang atau ditumbuhi oleh pohon-pohon yang kurang produktif, sementara
kebutuhan buah-buahan kita dibanjiri oleh buah impor.
Nampaknya disini pula konteksnya mengapa menggembala adalah pekerjaan terbaik kedua setelah berjihad sebagaimana diungkap dalam hadits berikut :
Nampaknya disini pula konteksnya mengapa menggembala adalah pekerjaan terbaik kedua setelah berjihad sebagaimana diungkap dalam hadits berikut :
Dari
Abu Hurairah R.A. dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassallam, beliau bersabda:
“Diantara penghidupan (pekerjaan) manusia yang terbaik, adalah seorang
laki-laki yang memegang kendali kudanya di jalan Allah. Dia terbang diatasnya
(dia menaikinya dengan jalan yang cepat). Setiap mendengar panggilan perang dia
terbang diatasnya dengan bersemangat untuk mencari kematian dengan jalan
terbunuh (dalam keadaan syahid) atau menyongsong kematian ditempat
datangnya. Atau seorang laki-laki yang menggembala domba di puncak gunung
dari atas gunung ini atau lembah dari beberapa lembah. Dia mendirikan sholat,
memberikan zakat dan menyembah kepada Tuhannya hingga kematian datang
kepadanya. Dia tidak mengganggu kepada manusia, dan hanya berbuat baik kepada
mereka.” (HR. Muslim).
Dan
harta terbaik-pun terkait dengan penggembalaan sebagaimana diungkap di hadits
berikut :
Dari
Abu Said Al-Khudri berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassallam bersabda
: “Waktunya akan datang bahwa harta muslim yang terbaik adalah domba yang
digembala di puncak gunung dan tempat jatuhnya hujan. Dengan membawa agamanya
dia lari dari beberapa fitnah (kemungkaran atau pertikaian sesama muslim).”
(HR. Bukhari)
Perhatikan
redaksi hadits-hadits tentang pekerjaan terbaik dan harta terbaik tersebut,
keduanya terkait dengan gunung dan hujan. Ayat yang menjelaskan warna-warni di
langit dan warna-warni buah-buahan tersebut di atas – juga terkait dengan
gunung dan hujan.
Sekarang
perhatikan negeri-negeri yang ada di dunia, di mana kombinasi antara gunung dan
hujan tersebut paling banyak berada? Di Nusantara – negeri tropis kepulauan
inilah kombinasi gunung-gunung dan hujan yang paling banyak berada.
Maka
waktunya bagi kita untuk banyak-banyak bersyukur dan waktunya pula untuk
menjadikan kehidupan kita kehidupan yang penuh warna, penuh kerja yang bermakna
dan bukan hanya sekedar berwacana. InsyaAllah.*
Penulis
adalah Direktur Gerai Dinar
Sumber: https://www.hidayatullah.com/kolom/ilahiyah-finance/read/2014/06/10/23087/colorful-life.html,
akses 01 Januari 2019 M pukul 04.04 WIB
Komentar
Posting Komentar